Dalam dunia bisnis, kita akan selalu dihadapkan dengan berbagai pengambilan keputusan. Setiap keputusan, pasti selalu diiringi dengan risiko dan konsekuensinya masing-masing. Salah satu konsekuensinya adalah adanya biaya yang telah dikeluarkan tetapi tidak dapat dikembalikan atau bisa disebut juga sunk cost.
Sudah banyak contoh sunk cost yang terjadi dalam bisnis, baik dalam skala kecil maupun besar. Mulai dari biaya pemasaran yang gagal, biaya pembelian teknologi yang tidak optimal, dan biaya pengembangan produk yang tidak diterima di pasaran.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan kepada anda secara lengkap mengenai sunk cost. Artikel ini akan membahas mulai dari definisi, contoh sunk cost, hingga cara mencegahnya. Mari kita simak selengkapnya!
Apa Itu Sunk Cost?
Sebelum masuk ke pembahasan contoh sunk cost, mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan oleh suatu perusahaan dan tidak bisa dipulihkan kembali, terlepas dari keputusan yang diambil setelahnya.
Dalam sebuah pengambilan keputusan bisnis, sunk cost seharusnya diabaikan atau tidak bisa menjadi bahan pertimbangan karena sifatnya yang tidak dapat diubah. Selain itu, terlalu memikirkan sunk cost justru dapat menjebak kita dalam sunk cost fallacy yang bisa mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak rasional dan merugikan.
Akan tetapi pada kenyataannya, ada beberapa contoh sunk cost yang sering kali muncul dalam berbagai keputusan bisnis, baik pada bisnis berskala kecil maupun besar. Ini dikarenakan adanya risiko dan ketidakpastian yang melekat dalam setiap pengambilan keputusan yang terjadi seperti perubahan tren pasar atau perkembangan teknologi.
Contoh Sunk Cost dalam Bisnis
Seperti yang sudah sedikit dibahas sebelumnya, sunk cost pasti akan terjadi pada semua jenis bisnis. Untuk membantu lebih memahami lagi seperti apa itu sunk cost, berikut adalah beberapa contoh sunk cost yang terjadi dalam bisnis beserta penjelasannya:
Contoh Pada Riset dan Pengembangan Produk
Contoh pertama sunk cost dalam bisnis adalah biaya riset dan pengembangan yang ternyata tidak menghasilkan produk sama sekali. Ini terjadi saat suatu perusahaan mengeluarkan dana besar untuk riset dan mengembangkan sebuah produk baru tetapi hasil akhirnya tidak mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Misalnya, ada perusahaan sepeda yang menginvestasikan miliaran rupiah untuk mengembangkan inovasi sepeda baru. Setelah melewati berbagai proses, ternyata sepeda baru tersebut tidak aman ketika diuji lebih lanjut. Pada kasus ini biaya riset tadi adalah sunk cost, karena sudah dikeluarkan dan hasil produknya tidak bisa dijual.
Contoh Pada Investasi Konstruksi atau Properti
Contoh berikutnya adalah perusahaan konstruksi atau properti yang sudah menghabiskan biaya besar untuk membangun proyek gedung atau infrastruktur baru tetapi tidak dapat diselesaikan. Kasus ini biasanya terjadi karena adanya krisis ekonomi atau perubahan kebijakan di kemudian hari yang mengakibatkan proyek tersebut tidak layak secara finansial.
Misalnya, ada perusahaan properti mengeluarkan biaya besar untuk membangun apartemen mewah di pusat kota. Namun, di tengah proses pembangunannya terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan harga apartemen turun drastis sehingga terpaksa dihentikan karena mengalami kesulitan keuangan. Pada kondisi ini, biaya awal yang dikeluarkan merupakan sunk cost.
Contoh Pada Kampanye Pemasaran
Dalam dunia bisnis, membuat kampanye pemasaran merupakan sebuah investasi yang sering kali memiliki risiko kegagalan yang cukup tinggi. Apalagi jika produk atau jasa yang ditawarkan dalam kampanye kurang sesuai dengan minat pasar, sehingga tidak ada konsumen yang tertarik.
Misalnya, ada sebuah toko roti yang menghabiskan biaya besar untuk mempromosikan produk rotinya yang baru. Namun, ternyata rasa roti tersebut kurang sesuai dengan minat para konsumen, sehingga penjualan tidak meningkat. Pada kasus ini, biaya promosi yang besar di awal merupakan sunk cost.
Baca juga: “Rumus Opportunity Cost yang Tepat, Bantu Kelola Finansial“
Contoh Pada Ekspansi Bisnis
Setiap pemilik bisnis yang sudah sukses, tentu saja ingin memperluas pasar mereka ke daerah lain yang lebih menjanjikan dengan harapan meningkatkan keuntungan. Namun, ekspansi bisnis juga memiliki risiko kegagalan yang bisa mengakibatkan sunk cost, terutama jika tidak direncanakan dan dieksekusi dengan matang dan ternyata tidak menguntungkan.
Misalnya, sebuah restoran sukses di Y ingin membuka cabang di X. Mereka mengeluarkan biaya besar untuk tempat, renovasi, karyawan, dan promosi. Namun, ternyata mereka tidak bisa bersaing dengan restoran lain dan akhirnya tidak menghasilkan keuntungan. Biaya yang sudah dikeluarkan di awal tadi menjadi sunk cost.
Contoh Pada Pembelian Teknologi
Contoh sunk cost selanjutnya adalah sebuah perusahaan yang telah mengeluarkan dana besar untuk investasi pada teknologi baru namun ternyata tidak dapat berfungsi secara optimal. Kondisi ini biasanya terjadi karena ternyata teknologi yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya pembelian teknologi tersebut menjadi sunk cost.
Misalnya, ada sebuah perusahaan yang berinvestasi cukup besar pada sebuah solusi teknologi dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas. Namun, ternyata fitur dari teknologi tersebut kurang lengkap dan sering error. Kondisi ini membuat produktivitas perusahaan tidak jadi meningkatkan dan biaya pembelian di awal menjadi sunk cost.
Cara Mencegah Sunk Cost dalam Bisnis
Berdasarkan contoh sunk cost sebelumnya, bisa diambil kesimpulan bahwa sunk cost sulit untuk dihindari dalam setiap pengambilan keputusan bisnis, namun kita dapat meminimalisir dampak negatifnya. Berikut adalah beberapa cara mencegah sunk cost dalam bisnis yang dapat anda lakukan:
Menyusun Stop-Loss
Stop-loss ini adalah strategi untuk membatasi kerugian dengan menerapkan batas maksimal kerugian yang bisa ditoleransi oleh perusahaan dalam suatu investasi atau proyek. Cara ini membantu perusahaan untuk lebih mudah menghindari alokasi dana terus-menerus pada investasi atau proyek yang kurang efektif.
Cara penerapannya adalah dengan menentukan terlebih dahulu batas maksimal kerugian yang dapat diterima. Kemudian, lakukan monitoring secara berkala terhadap investasi atau proyek tersebut. Selanjutnya, jika ditemukan jumlah kerugian sudah mencapai batas yang ditetapkan, maka perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk menghentikan investasi atau proyek tersebut.
Baca juga: “Inilah Peran Penting Software Akuntansi Perusahaan Manufaktur“
Menggunakan Key Performance Indicators
Cara selanjutnya untuk mencegah dampak negatif sunk cost adalah dengan key performance indicators atau KPI. Menetapkan KPI yang jelas dan spesifik di awal, dapat memudahkan perusahaan untuk mengukur kinerja investasi atau proyek secara lebih objektif, sehingga tindakan korektif bisa segera diambil sebelum kerugian membesar.
Cara penerapannya adalah dengan menentukan terlebih dahulu KPI yang sesuai dengan tujuan investasi atau proyek. Kemudian, kumpulkan data secara berkala untuk memantau pencapaian KPI yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, segera lakukan analisis dan tindakan korektif jika terdapat penyimpangan dari target KPI.
Menganalisis Cost-Benefit
Analisis cost-benefit adalah proses untuk mengevaluasi kelayakan suatu investasi atau proyek dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan yang diperoleh. Dengan cara ini, perusahaan dapat menilai secara lebih rasional apakah investasi atau proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk dilakukan.
Cara penerapannya pada contoh sunk cost adalah hitung terlebih dahulu total biaya yang telah dikeluarkan termasuk sunk cost. Kemudian, bandingkan dengan potensi keuntungan yang diperoleh jika investasi atau proyek tersebut dilanjutkan. Jika total biaya lebih besar dari potensi keuntungannya, sebaiknya segera hentikan investasi atau proyek.
Optimalkan Pengambilan Keputusan bisnis dengan Aplikasi dari PTV!
Demikian penjelasan mengenai definisi, contoh sunk cost, serta cara mencegahnya. Pengambilan keputusan bisnis yang tepat dapat membantu meminimalisir dampak negatif dari beberapa contoh sunk cost dalam bisnis. Pinnacle Tech Vision hadir dengan aplikasi yang dapat memudahkan anda mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.
Aplikasi Pinnacle Tech Vision dirancang khusus untuk dapat membantu meningkatkan pertumbuhan bisnis anda. Dengan fitur unggulan, aplikasi ini mampu menghasilkan laporan dan analisis yang akurat secara cepat, sehingga memudahkan anda dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih menguntungkan.
Segera konsultasikan kebutuhan aplikasi anda dengan kami dan dapatkan demonya secara gratis. Klik tombol di bawah ini untuk dapat terhubung langsung dengan tim Pinnacle Tech Vision.